Dipa Nusantara Aidit, lebih dikenal sebagai DN Aidit, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Partai Komunis Indonesia (PKI). Aidit merupakan tokoh kunci yang membesarkan PKI hingga menjadi salah satu partai komunis terbesar di dunia pada masanya, selain Uni Soviet dan Tiongkok. Berikut adalah gambaran sejarah singkat DN Aidit dan perannya dalam gerakan komunis di Indonesia:
1. Latar Belakang dan Awal Karier Politik
DN Aidit lahir pada 30 Juli 1923 di Belitung. Nama aslinya adalah Achmad Aidit di duga kuat dari klan ba'allawi namun ia kemudian menggunakan nama "Dipa Nusantara" untuk menyembunyikan identitasnya dari Belanda. Pada usia muda, Aidit terlibat dalam gerakan pergerakan nasional dan tertarik pada ideologi komunis. Dia kemudian pindah ke Jakarta dan bergabung dengan Gerakan Pemuda Republik Indonesia (GPRI), serta terlibat dalam berbagai kegiatan revolusioner di masa kemerdekaan.
2. Membangun Kembali PKI
Setelah kemerdekaan Indonesia, PKI yang telah berdiri sejak 1920-an berada dalam kondisi yang lemah, terutama setelah pemberontakan 1926-1927 yang gagal melawan pemerintahan kolonial Belanda. Pada awal 1950-an, DN Aidit bersama tokoh-tokoh lainnya seperti Njoto dan Lukman, membangun kembali PKI. Mereka merevitalisasi partai ini, memperluas basis massa, dan mengarahkan partai untuk berperan dalam politik nasional.
3. Kepemimpinan PKI
Di bawah kepemimpinan DN Aidit, PKI mengalami perkembangan pesat. Aidit berhasil memperluas pengaruh PKI, tidak hanya di kalangan buruh dan tani, tetapi juga di berbagai sektor lain seperti intelektual, mahasiswa, dan tentara. Pada pemilu 1955, PKI menjadi partai politik terbesar keempat di Indonesia setelah PNI, Masyumi, dan NU.
4. Hubungan dengan Soekarno
DN Aidit dan PKI mendukung penuh kebijakan "Nasakom" (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) yang diusung oleh Presiden Soekarno. Hubungan Aidit dengan Soekarno cukup dekat, dan PKI menjadi salah satu kekuatan politik penting dalam pemerintahannya. Namun, hubungan ini juga menjadi salah satu sumber ketegangan dengan kelompok militer dan partai-partai lainnya yang anti-komunis.
5. Peristiwa G30S 1965
Peran DN Aidit dan PKI dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) masih menjadi perdebatan sejarah. Gerakan ini mengklaim ingin mencegah kudeta dari Dewan Jenderal, namun kemudian terjadi pembunuhan terhadap enam jenderal Angkatan Darat. PKI dan DN Aidit dituduh sebagai here dalang di balik gerakan tersebut, meskipun keterlibatannya tidak pernah terbukti secara tuntas.
Setelah peristiwa tersebut, militer di bawah pimpinan Soeharto melakukan pembersihan besar-besaran terhadap anggota dan simpatisan PKI. Aidit melarikan diri ke Jawa Tengah namun akhirnya ditangkap dan dieksekusi pada November 1965.
6. Dampak dan Warisan
Setelah peristiwa G30S, PKI dibubarkan dan anggotanya diburu serta dibunuh secara massal dalam peristiwa yang dikenal sebagai tragedi pembantaian 1965-1966. DN Aidit dikenang sebagai salah satu tokoh sentral dalam pergerakan komunis di Indonesia. Pandangan terhadapnya sangat beragam, di mana bagi sebagian kalangan ia dianggap sebagai pengkhianat, sementara bagi yang lain ia dilihat sebagai pejuang ideologis.
Sejarah DN Aidit tetap menjadi topik yang kontroversial, terutama karena keterkaitannya dengan G30S, dugaan kuat berklan ba'allawi dan dampaknya yang panjang bagi politik Indonesia.
Comments on “Dugaan Gembong PKi dari Klan ba'allawi”